perternakan kuda
Adalah Rahman, pria paruh baya, yang dua tahun terakhir menjaga kandang itu. Ia mengaku merawat kuda sejak masih SMP. Karena itu, meski pernah menjajal berbagai pekerjaan, akhirnya ia kembali menjadi perawat kuda.
Tidak sekadar mengawasi, ia menjaga kuda-kuda itu 24 jam. “Kuda itu gampang kembung. Kalau tidak segera ditangani bisa mati. Karena itu saya jaga 24 jam,” katanya.
Selasa (4/1) sore kemarin, hanya ada dua kuda yang saat itu di kandang. Beberapa kuda yang dulu menghuni kandang Pakintelan katanya sedang berlatih di Blitar dan Jakarta. Di kebun seluas 1 hektar itu pula sebuah track pacuan sedang dibangun. Ada puluhan balok yang sedang dipersiapkan menjadi perintang untuk latihan kuda jumping.
Menurut Rahman, secara garis besar, kuda dikategorikan menjadi dua, yakni jumping dan pacu. Jumping menuntut kekompakan kuda dan penunggang. Sebab, pada kelas ini, kuda harus melintasi berbagai rintangan. Karena itu biasanya dipilih kuda yang punya stamina bagus sekaligus cerdas. “Latihannya juga rumit. Harus sering,” kata Rahman.
Beda dengan kuda pacu. Menurut pria asal Ungaran ini, kuda pacu hanya harus bisa lari kencang. Karena itu, setiap pagi dan sore kuda pacu harus jalan setidaknya 2 kilometer.
Suatu hari di lapangan pacu Tegalwaton Salatiga, Rahman dan rekan-rekannya pernah iseng. Mereka ingin membandingkan kecepatan kuda dengan sepeda motor. Lima kuda dijejerkan dengan sebuah RX King. Kebetulan, lintasan di Tegalwaton berdampingan dengan jalan aspal. Ternyata, motor yang terkenal bisa lari kencang itu kalah. “Kuda akselerasinya cepat. Di langkah pertama bisa 40 kilometer per jam, nambah terus hingga kecepatan 150,” katanya.
Salah satu kuda pacu di kandang itu bernama Faradifa. Meski betina, postur tubuhnya tinggi besar. Tinggi punggungnya lebih dari 160 sentimeter. Padahal usianya baru lima tahun. Rahman menaksir, berat Faradifa lebih dari 3 kuintal. Sekitar tahun 2008, kuda yang lahir dan dibesarkan di kandang Pakintelan itu menjalani debutnya di lintasan pacu Pulomas. Tapi sayang, saat itu kaki kanan belakangnya terkilir sehingga sampai sekarang belum bisa berlomba lagi.
Merawat kuda, menurut Rahman sebenarnya tidak terlalu sulit. Selain makanan yang sehat, kuda harus diajak terus bergerak. Supaya aliran darahnya lancar, kuda juga harus sering-sering dikerok. Menurut Rahman, itu karena 60 persen tubuh kuda adalah jalan darah. “Supaya lancar harus sering dikerok. Biasanya dengan karet,” ungkapnya. Untuk urusan kebersihan, mamalia dari genus Equus ini juga tidak terlalu ketat. “Tidak perlu dimandikan setiap hari. Yang penting kaki selalu dibersihkan,” lanjutnya.
Hanya saja, merawat kuda perlu biaya besar. Untuk memenuhi kebutuhan makan Faradifa saja comtohnya, perlu biaya sekitar satu juta per bulan. Biaya itu digunakan untuk membeli pakan. Sebab, selain rumput kuda juga perlu makanan tambahan seperti ampas gandum dan pelet. Untuk memperoleh itu Rahman biasanya membeli dari sebuah pabrik roti.
Alat yang digunakan untuk berkuda juga termasuk mahal. Sebuah pelana harganya sampai Rp 40 juta. Akan lebih mahal karena sebagian besar peralatan itu diimpor.
Maka tidak mengherenkan jika kuda juga menjadi hewan tunggangan paling mahal. Rahman bercerita, dulu Faradifa pernah ditawar Rp 350 juta. Bukannya diberikan, pemilik justru menertawakan tawaran itu. “Faradifa mungkin memang tidak dijual karena dia lahir dan besar di sini,” katanya. Bahkan, sebuah kuda bernama Matador yang kini sedang berlatih di Blitar ditaksir mencapai harga 1,3 M. Selain fisik yang bagus, matador pernah meriah perak saat beraksi pada PON XVII di Kutai Kertanegara.
Popular Posts
-
Cara memelihara angsa di halaman rumah Orang yang memelihara angsa sekarang ini sudah jarang kita temui. Padahal tanpa makanan yang ...
-
Menengok Usaha Ternak Entok Walaupun masih bersifat usaha sampingan, beternak entok menjanjikan keuntungan. Tegal memang terkenal...
-
budidaya ikan koki ikan mas koki merupakan ikan dari golongan ikan mas yang memiliki bentuk tubuh bulat (biasanya disebut koki mutiara)...
-
Dari hasil penelitiannya menyimpulkan, pengembangan rusa timor dalam bentuk usaha komersial mampu memberikan keuntungan yang cukup besar d...
-
Budidaya Ikan Arwana 2 1. Pemeliharaan Induk Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditut...
-
Cara Budidaya Kelinci dan Keuntungannya Cara Budidaya Kelinci dan Keuntungannya Potensi dan tujuan beternak kelinci : Penghasil daging,...
-
MENJODOHKAN MURAI BATU Memilih Calon Indukan Hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah memilih indukan Jantan dan Betina ya...
-
Budidaya Burung Walet 1. SEJARAH SINGKAT Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini...
0 komentar:
Posting Komentar