Blogger news

Author

Foto Saya
danang tri febrianto
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Pages

peternakan itik

Ujicoba 5 Ribu Itik, Prospek Sangat Menjanjikan
Defisit beberapa komoditas kebutuhan pokok mulai ditangkap sebagai peluang usaha oleh beberapa pelaku usaha di Kobar. Salah satunya dengan mengembangkan ternak bebek petelur. Bagaimana prospeknya?
Tingginya kebutuhan akan telur itik belum mampu dipenuhi oleh peternak lokal di Kobar. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, selama ini pasokan telur itik masih dipasok dari luar daerah. Peluang inilah yang kemudian ditangkap oleh Acun, dengan membudidayakan itik petelur di desa Kumpai Batu Bawah. Ujicoba pertama pengembangan dilakukan dengan memelihara sehanyak 5.000 ekor itik dan dinilai herhasil.
Budidaya ternak itik yang dinilai berhasil tersebut mendapat apresiasi dari Dinas Pertanian dan Peternakan (distanak) Kobar.  Beberapa waktu lalu, distanakan sempat mengunjungi lokasi budidaya itik petelur.
"Belum lama ini distanak ada berkunjung ke sini. Distanak tertarik datang ke sini karena usaha itik petelur ternyata berhasil," kata Malik, orang kepercayaan Acun yang diamanati oleh memelihara itik petelur miliknya.
Menurut Malik, pengembangan itik petelur baru pertama di lakukan di Kobar. Dari ujicoba usaha sehanyak 5.000 itik yang dipelihara, 60 persen telah berproduksi. "Kalau sudah normal, idealnya dalam sehari hasilnya sudah 90 persen dari jumlah total bebek yang dipelihara," ujarnya.
Diakuinya, budidaya itik petelur cukup riskan jika tidak berhati-hati dalam penanganannya. Pasalnya, itik petelur dikenal mudah stress sehingga perlu kehati­-hatian,dalamn pemeliharaannya.
"Kalau ada orang tidak dikenal masuk kandang, biasanya langsung stress. Ini bisa menyebabkan produksi menurun hingga 40 persen," paparnya.
Terkait kebutuhan akan pakan, ia mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkannya. Terlebih lagi di Kobar budidaya jagung juga dikembangkan. Pakan ternak lainnya seperti dedak juga mudah  didapatkan.
"Daya jual dipasaran, sepengetahuan saya masyarakat lebih memilih telur lokal, karena selain lebih murah kondisinyajuga lebih segar, berbeda dengan yang dipasok dari Pulau Jawa," ucapnya.
Malik mengaku belum mengetahui kebutuhan riil masyarakat Kobar akan telur itik. Tetapi ia memprediksi kebutuhan akan telur sangat tinggi hingga puluhan ribu per harinya. Oleh karena itu peluang usaha yang dijalankannya tersebut menurutnya sangat menjanjikan.
Harapan dia, dengan adanya peternak lokal yang menghasilkan telur-telur berkualitas, akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga ke depan jika usaha tersebut semakin maju dan berkembang. "Kita harus berani memanfaatkan potensi yang ada, peluang masih besar," jelasnya. (Sumber: Radar Sampit, 9 Juni 2010)

Berikut adalah tambahan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kobar
Kabupaten Kotawaringin Barat dengan luas wilayah 10.759 Km2 (1.075.900 ha) memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan usaha peternakan baik besar, ternak kecil maupun unggas. Itik petelur merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Tingkat konsumsi telur itik di Kobar termasuk sangat besar sedangkan produksinya masih minim. Untuk memenuhi kebutuhan telur baik telur ayam maupun telur itik, Kobar masih mendatangkan dari luar daerah.
Sampai saat ini baru ada satu peternak atas nama Acuan yang berusaha mengembangkan budidaya ternak itik petelur dalam sekalabesar dengan pola intensif. Acuan sengaja mendatangkan itik petelur dengan jenis alabio dari Banjar Baru sekitar 1.000 ekor dan jenis mojosari dari Kediri sekitar 5.000 ekor dengan jumlah total populasi sekitar 6.000 ekor.
Budidaya itik petelur yang dilakukan oleh Acuan dilakukan di daerah Kumpai Batu Bawah. Dari segi lokasi kandang, budidaya ternak itik petelur ini sudah baik, karena letak lokasi jauh dari keramaian atau pemukiman penduduk dan mudah dijangkau, sehingga memudahkan dalam hal pemasaran.
Dalam hal pemasaran Malik yang mengelola usaha budidaya itik petelur milik Acuan, mengakui tidak pernah merasa kesulitan, karena selama ini sudah ada pelanggan tetap yang memesan telur-telur itik dari peternakan ini.
Dari hasil kunjungan Dinas Pertanian dan Peternakan beberapa waktu lalu terungkap bahwa permasalahan yang sementara ini masih dihadapi oleh budidaya ternak itik petelur Acuan  adalah masalah pakan yang belum bisa teratasi dengan sempurna. Untuk pakan itik petelur milik Acuan menggunakan bahan pakan berupa konsentrat 15%, tepung udang 10%, tepung kulit rajungan 10% dan jagung 45%. Selama ini jenis bahan pakan itik berupa konsentrat di pesan dan didatangkan dari Kalimantan Barat. Sedangkan jenis bahan pakan yang dapat di peroleh di sekitar lokasi peternakan berupa jagung tidak dapat diandalkan kontinyuitasnya, karena ketersediaannya tidak kontinyu, ada hanya pada saat panen (ada masa pacekliknya). Sedangkan untuk bahan pakan yang lain seperti tepung udang dan tepung kulit rajungan diperoleh dari daerah Keraya dan ketersediaannyapun terbatas.
Pakan dari itik petelur yang dikelola ini sengaja menggunakan pakan olahan sendiri, karena dirasa lebih baik dan murah. Sedangkan untuk pakan jadi itik petelur ketersediaanya tidak ada di Kotawaringin Barat. Sebenarnya peternak sudah menghubungi beberapa Poultry Shop  yang ada di kota Pangkalan Bun tetapi untuk pengadaan pakan jadi ternak itik petelur, pihak Poultry Shop tidak dapat menyediakan.
Inilah yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar kita bersama dalam rangka mengembangkan budidaya ternak itik petelur di Kotawaringin Barat. Tetapi dengan adanya potensi bahan pakan yang ada di Kotawaringin Barat masih dapat menopang budidaya ternak itik petelur milik Acuan, yang dikelola oleh Malik selama ini. (Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kobar)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bisa di ikuti usah ini, lebihh menjanjikan ke depannya

Posting Komentar

Popular Posts